The Golden Years Untuk Anak Usia Dini, enam tahun pertama dari hidupnya dianggap sebagai “The Golden Years”. Mengapa enam tahun pertama dianggap masa keemasan bagi anak? Karena perkembangan otak selama enam tahun pertama inilah yang paling cepat dibandingkan masa lain di dalam hidupnya. Semua stimulasi, baik sehat atau tidak, akan menjadi pengaruh besar sebagai perkembangan selanjutnya. Salah satu yang bisa membantu anak tubuh dengan sehat adalah memberi rutinitas. Jadi apa manfaatnya rutinitas bagi si kecil? Pertama, dengan rutinitas anak tidak bingung dan akan lebih percaya dengan lingkungannya. Begitu anak merasa percaya dengan lingkungannya, ia akan merasa nyaman dan dilindungi. Kalau anak sudah merasa nyaman, ia akan lebih belajar konsep-konsep baru dengan mudah dan cepat. Memang dalam hidup tentu harus ada keseimbangan. Jadi spontanitas itu perlu dan bisa meningkat kreativitas anak. Namun dalam keseharian, struktur atau rutinitas akan membantu anak untuk mengendalikan diri. Tanpa rutinitas anak bisa jadi bingung dan mengalami kesulitan seperti belajar, makan, dan tidur. Tanpa struktur, semua hal-hal kecil bisa menjadi hambatan dan orangtua merasa selalu harus marah-marah terlebih dahulu karena anak susah mendengar kemauan orangtua. Tidak adanya struktur akan membuat anak merasa seperti ditutup matanya dan suruh berjalan buta. Ia akan bingung dan tidak mengerti langkah-langkah berikutnya. Oleh karena itu, anak merasa harus berontak dahulu karena ia merasa tidak punya kendali atas situasinya, serta tidak ada ekspektasi dan tujuan yang jelas. Jadi bagi si kecil, rutinitas akan membuatnya bisa mengatur diri dan memberi rasa kuasa. Anak yang tidak diajari struktur biasanya mengalami kesulitan untuk mengembangkan kebiasaan yang mendasar, padahal hal ini sangat bermanfaat untuk bisa mengawasi diri sendiri dan dalam hidupnya. Semua rutinitas dasar seperti menggosok gigi, makan, tidur, nonton, bermain, dan bangun tidur tidak menjadi hambatan jika sudah menjadi sebagai rutinitas harian. Lama-kelamaan hal ini akan menjadi kebiasan dan mengatur waktu akan lebih mudah untuk orangtua karena tidak perlu lagi terus-menerus mengingatkan si kecil atau harus marah-marah dahulu. Dengan rutinitas harian, anak bisa belajar untuk membantu orangtua dan bekerja sama dengan keluarga juga. Misalnya anak bisa diajari untuk mencuci piring sendiri setelah makan, atau merapikan tempat tidur saat bangun tidur. Setelah makan, mandi malam. Setelah mandi malam, baca buku lalu tidur. Anak jadi tahu semua langkah berikutnya dengan rutinitas seperti ini. Ini semua menjadi ekspektasi dan kebiasaan yang sehat bagi keluarga, serta sangat penting agar anak bisa menjadi mandiri dan mengatur dirinya sendiri. Namun dalam hidup tidak setiap hari akan berlangsung sama, kan? Ya, benar, dan inilah saatnya untuk belajar hal yang baru. Memberikan rutinitas kepada anak memang tidak semudah yang dibayangkan apalagi jika kedua orangtua sibuk. Diperlukan konsistensi jika ingin hal ini berhasil. Yang perlu diketahui, riset telah membuktikan kalau anak sering takut menghadapi hal baru. Namun jika si kecil terbiasa dengan rutinitas, orangtua bisa memperkenalkan hal baru secara perlahan sehingga bisa mengurangi beban dan stresnya. Karena dengan demikian anak merasa memegang kendali. Seorang anak balita sebenarnya sama dengan orang dewasa, semua perubahan bisa dihadapi lebih baik kalau sudah ada espektasinya. Memang ada juga perubahan yang tidak terduga. Tetapi dengan fondasi berstruktur yang jelas dan kuat, anak akan lebih mudah beradaptasi dan lebih terbuka untuk belajar hal yang baru dalam hidupnya. Hal ini bisa terjadi karena ia sudah merasa nyaman dan tidak buta dengan lingkungannya. This blog post was also posted at Urban Mama
theurbanmama.com/articles/apa-manfaat-rutinitas-bagi-balita-j16407.html
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorMargie Dayana Archives
March 2020
Categories
All
|